16 May 2025
Top News
Loading...
10 Agustus, 2022
Pengalon Pada Perkawinan Adat Suku Karo

Pengalon Pada Perkawinan Adat Suku Karo

  Pengalon  Perkawinan Adat  Karo

Salah satu tradisi adat dalam perkawinan suku Karo adalah Pengalon. Arti Pengalon pada perkawinan adat suku Karo adalah tradisi membagikan mahar adat kepada  anggota keluarga sanak saudara dari pengantin.  Ada sebelas macam Pengalon pada perkawinan adat Karo yang akan diuraikan pada tulisan ini beserta rumus dan cara pembagiannya yang disebut dengan Taka-Taka Pengalon Adat Karo. Pengalon ini terbagi tiga yakni pengalon untuk pihak pengantin perempuan, Pengalon untuk pihak pengantin laki-laki dan pengalon untuk Perangkat Desa. Rumus Taka-Taka adat Karo ini disebut dengan Telu Kali Taka Telu. Rumusan ini didasarkan pada adat singalor lau yang bersumber dari Buku Saku Adat Karo Sirulo tulisan Malem Ukur Ginting (Pa Sulngam) tahun 2008.

A. Pengalon Keluarga Pengantin Perempuan.

Yang pertama adalah  Batang Unjuken (Benang Emas) atau biasa juga disebut dengan Tukur. Yang berhak menerima Batang Unjuken atau Tukur adalah Orang Tua dari pengantin perempuan dan dibagikan kepada seluruh keluarga semarga/senina (Teman Sedalanen). 

Selanjutnya yang kedua disebut dengan Pengalon Bere-Bere. Yang berhak menerima adalah Kalimbubu Singalo Bere-Bere. Pada adat Karo Kalimbubu Singalo Bere-Bere ini  terbagi empat yakni Kalimbubu Tua, Kalimbubu Bena dan Kalimbubu Simupus ditambah kalimbubu Siperdemui termasuk juga Kalimbubu si Empat Merga. Untuk lebih jelasnya rumus cara nakasa dapat dilihat pada tulisan Taka-Taka Adat Karo Singalo Bere-bere.  

Ketiga disebut dengan Pengalon Perkempun. Yang berhak menerima Pengalon Perkempun ini adalah Kalimbubu singalo perkempun. Sama halnya dengan kalimbubu singalo bere-bere maka pengalon ini juga dibagi empat pula yaitu Kalimbubu Tua, Kalimbubu Bena dan Kalimbubu Simupus ditambah Si Empat Merga. Rumus dari Pengalon Perkempun dapat dilihat di tulisan sebelumnya yang berjudul Taka-Taka Adat Karo Singalo Perkempun  

Yang ke empat adalah Pengalon Perninin. Pengalon perninin ini besarnya setengah dari pengalon perkempun. Yang menerima adalah kalimbubu singalo perninin. Cara ngelakensa (membagi) sama dengan Pengalon Bere-bere. Rumusnya nakasa dapat dilihat pada tulisan Taka-Taka Adat Karo Singalo Perninin

Pengalon yang kelima adalah Pengalon Anak Beru. Pengalon Anak Beru ini dibagi dua yakni pengalon Anak Beru dan Pengalon Anak Beru Menteri.Rumus dan cara nakasa dapat dilihat pada tulisan yang lalu pada Pengalon Anak Beru

Rudang-Rudang merupakan pengalon yang ke enam. Rudang-rudang merupakan pengalon yang dibagikan kepada semua sukut sinereh (pengantin perempuan)

Ketujuh disebut dengan Pengalon Senina Kuranan atau biasa disebut dengan Biak Senina. Yang menerima adalah biak senina dari sukut pengantin perempuan.

Kedelapan Gamber Inget-Inget. Yang menerima adalah Anak Beru Tua dari kedua belah pihak. Gamber inget-inget diserahkan kepada Kepala Desa  pihak perempuan. Selanjutnya dibagi dua oleh kepala desa seterusnya diserahkan kepada Anak Beru Tua kedua belah pihak oleh Kepala Desa.

 

B. Pengalon Untuk Keluarga Pengantin Laki-Laki

Pengalon kesembilan Pengalon Singalo Ulu Emas. Pengalon ini di serahkan kepada Kalimbubu Singalo Ulu Emas. Seperti Bere-Bere Pengalon Ulu Emas juga dibagi empat, yakni bagian Kalimbubu Tua, Kalimbubu Bena, Kalimbubu Simupus dan Kalimbubu siempat merga kalimbubu siperdemui. 

Pengalon Ciken-Ciken adalah pengalon yang kesepuluh dalam perkawinan adat pada masyarakat  karo . Pengalon ini diserahkan kepada Kalimbubu Singalo Ciken-Ciken yang diambil dari pengalon Singalo Ulu Emas. Besarnya 1/3 dari pengalon singalo ulu emas.

Rumus untuk kedua pengalon pihak pengantin laki-laki ini ada pada tulisan berjudul Taka-Taka Adat Karo Pengalon Ulu Emas Ras Sidebanna

C. Pengalon Kepala Desa

Pengalon yang terakhir pada perkawinan adat karo adalah pengalon untuk Kepala Desa. Pengalon Kepala Desa ini adalah dua bagian untuk kepala desa pengantin perempuan dan satu bagian untuk kepala desa pengantin laki-laki.

Demikian tulisan singkat tentang  Pengalon Pada Perkawinan Adat Suku Karo. Pada tulisan selanjutnya akan dibahas Contoh kasus setiap pengalon. 

15 April, 2018
Adat Batak : Merga (Marga) Pada Suku Karo

Adat Batak : Merga (Marga) Pada Suku Karo

Bulang bulang dan Tudung Penutup Kepala Dalam Pakaian Adat Karo
Dalam masyarakat Batak dikenal istilah Marga. Marga ini yang menentukan posisi, kedudukan, hak dan tanggung jawab seorang individu dengan individu lainnya dalam masyarakat Batak itu sendiri. Demikian pula dengan Suku Karo,  biasa juga disebut dengan "Batak Karo, Merga (marga) tidak saja berupa identitas pengenal, nama keluarga (keturunan) tetapi merga memiliki peran lebih, dalam dinamika proses sosial seperti, musyawarah  pengambilan keputusan dan masalah otoritas publik.

Dalam masyarakat Karo dikenal lima marga, disebut dengan Merga Silima, yaitu Karo-Karo, Ginting, Perangin -angin, Tarigan dan Sembiring. Masing masing dari merga ini masih terbagi dalam beberapa sub marga. Merga dalam Suku Karo bukanlah menunjukkan asal keturunan. Marga merupakan pengelompokan dari beberapa sub marga, yang mana tidak semua sub marga tersebut memiliki sejarah asal yang sama dan tidak memiliki keterkaitan  genetik yang sama. Sesama anggota yang semarga merupakan saudara dalam kehidupan sosialnya. Sesama anggota berjenis kelamin sama dipanggil "Senina" dan  yang berbeda jenis disebut dengan "Turang". Secara sosial mereka adalah saudara jauh yang sebaya.

Keanggotaan merga ini diwariskan patrilineal, sehingga anak-anak memiliki merga yang sama dengan ayahnya. Meskipun demikian marga ibunya tetap memiliki peran penting dalam sistim kekerabatan strukturalnya. Marga ibu disebut dengan "bere-bere atau bebere. Dengan demikian suku Karo tidak menganut sistim patrilineal murni. Seorang wanita yang sudah menikah, menjadi milik marga suaminya dengan tetap mempertahankan marga asalnya (ayahnya). Untuk wanita marga disebut "Beru" yang dalam penulisan biasa disingkat "br". Walaupun marga tidak menunjukkan adanya sejarah silsilah keturunan, namun adat tidak memperbolehkan pernikahan dalam satu marga. Oleh karenanya masyarakat Karo menganut sistim pernikahan eksogami. 


Dalam berkenalan, masyarakat Karo akan mencari tahu hubungan  kekerabatan timbal balik mereka dengan istilah "Ertutur".  Ertutur  dalam pengertian sederhana merupakan verifikasi marga, keturunan dan merga dari ibunya. Dengan ertutur maka orang tersebut dapat dengan mudah menentukan posisi, kedudukan, hak dan tanggung jawabnya dalam kehidupan masyarakat dan adat. Dengan ertutur juga seseorang dapat menemukan panggilan yang tepat secara timbal balik sesuai dengan  usia, posisi, dan status keluarga (menikah/lajang, anak-anak, dewasa dan sebagainya).



19 Desember, 2017
TAKA-TAKA ADAT KARO : ULU EMAS RAS SIDEBANNA

TAKA-TAKA ADAT KARO : ULU EMAS RAS SIDEBANNA


Ilustrasi Taka-Taka Adat Karo Singalo Bere-Bere


ADAT ISTIADAT BATAK
TAKA-TAKA PENGALON ADAT KARO


I. ULU EMAS

ULU EMAS BUENA SERI BAGI BATANG UNJUKEN

CARA NAKASA
1.      Pedarat 1/3
Bagin  Kalimbubu Singalo Ciken-Ciken

2.      Seterusna Cara Nakasa Ras Ngelakensa, Seri BagiPengalon Singalo Bere-Bere

II. CIKEN-CIKEN
CARA NAKASA 

CARA NGELAKENSA
1.      Batang
Iberekenna Man Kalimbubuna; Kalimbubu Singalo Perninin, Enda La erbeligan, Artina Belinna Asa Sura-Surana

2.      Sukut Ulu Emas Ras Simulih Ku Sukut

III. BATANG UNJUKEN
Enda Labo Itaka, Enda Khusus Man Pengalon Sukut

IV. RUDANG-RUDANG
Enda Labo Itaka, I Elaken Sembuyakman Kerina Sukut ( Sembuyak ras Senina). Adi La Bias Banci Pindo Man Sukut

V. PERSENINAN/SENINA KURANAN
Enda Pe Labo Itaka. I Peseh Senina Kuranan Man Kerina Sembuyakna Sireh. Enda La erbeligan.  Ertina Bilangenna Bagi Sura-Surana. Ibana Man Bana Sisada.


VI. GAMBER INGET-INGET
Ibereken Pengulu Man Anak Beru Tua Pekepar (Tersetengah). Segelah Anak Beru e Erpengingat kerna pernah nge nai ia ngeranaken perjabun Kalimbubuna E. Segelah kune denggo lit perjentiken ibas Jabu Kalimbubuna e (sierjabu) ia me pepagi lebe ngeranakensa.

VII. PENGULU (KEPALA DESA)
Pengalon Pengulu itaka 3,
2 Bagin Man Kepala Desa Sinereh

1 Bagin Man Kepala Desa Si Empo

Catatan : Kerna Pengalon Taka-Taka Enda, Ngikutken Adat Singalor Lau

19 Desember, 2017
TAKA-TAKA ADAT KARO : PENGALON ANAK BERU

TAKA-TAKA ADAT KARO : PENGALON ANAK BERU


TAKA-TAKA ADAT KARO
Taka-Taka Adat Karo Pengalon Anak Beru


ADAT ISTIADAT BATAK

TAKA TAKA ADAT KARO

PENGALON ANAK BERU
PENGALON ANAK BERU = PENGALON SINGALO PERKEMPUN

Cara Nakasa

A.     ANAK BERU
1.      Pedarat Adat, Perpuluhen Arah Pengalon Anak Beru, ibuat Man Penukur Sekin Si Empo

2.      Pedarat Pengalon Anak Beru Mentri Ras Anak Beru Pengapit
Buena Emekap  1/3 Pengalon Anak Beru.

3.      Ibana Pedarat Luah,  1 Kain Panjang

4.      Ibana Taka 3
Pengalon Anak Beru Tua /Anak Beru Singerana

5.      Ibana Taka 3
Pengalon Anak Beru Cekuh Baka/Anak Beru Cekuh Baka Tutup

6.      Ibana Taka 4
3 Bagin Man Anak Beru Sinterem ; Anak Beru Jabu, Anak Beru Niangkip (Niampu), Anank Beru Siperdemui, Anak Beru Singikuri
1 Bagin Mulih Kujabu  

CARA NGELAKENSA

1.      Anak Beru Tua/Singerana
Ibagiken Anak Beru Singerana Man Anak Beru Tua Si reh, Bagepe Iberekenna Man Anak Beru Singerana Kalimbubuna Sidarat Nari. Buena La erbeligan, Ertina Asa Ukurna Meriah Ase Berekenna. Sisana Man Bana Sisada

2.      Anak Beru Cekuh Baka
I Elaken Merata Man Kerina Anak Beru Cekuh Baka Si reh

3.      Anak Beru Sienterem
I Elaken Anak Beru Cekuh Baka Secara Merata Man Kerina Anak beruh Sireh

4.      Simulih Ku Sukut
I Elaken Sukut Man Kerina Anak Beru Sila Tandai Anak Beru Cekuh Baka. Adi Lenga Serser, I Tambahi Sukut.

B.    Anak Beru Menteri Ras Anak Beru Pengapit

Cara Nakasa
1.      Pedarat Luah, 1 Kain Panjang
2.      Ibana Taka 3
Pengalon Anak Beru Menteri Dareh
3.      Ibana Taka 3
2 Bagin Man Anak Beru Menteri Sinterem
1 Bagin Pengalon Anak Beru Pengapit          


Cara Ngelakensa

I Elaken saja Secara Merata.


Catatan : Taka-Taka Pengalon Adat Karo Enda, Ngikutken  Adat Singalorlau



18 Desember, 2017
TAKA-TAKA ADAT KARO : SINGALO PERNININ

TAKA-TAKA ADAT KARO : SINGALO PERNININ

Taka-Taka Adat Karo Singalo Perninin


ADAT ISTIADAT BATAK
TAKA-TAKA ADAT KARO


SINGALO PERNININ
           
PERNININ BUENA ½ PERKEMPUN
           
Cara Nakasa
1.      Pedarat Luah, Biasana 1 Manuk

2.      Ibana Taka 3
Enda Bagin Tulan (SOLER),
Ibana Taka 3

3.      Iba Taka 3 Bagin Soler I Taka 3
1 Bagin Mulih Ku Perkempun
1 Bagin Mulih Ku Bere-Bere
1 Bagin Mulih Ku Jabu Sukut


Cara Ngelakensa : Enda seri bagi pengelaken Singalo Bere-Bere

Catatan : Taka-Taka Adat Karo Enda, Ngikutken Adat Singalor lau


18 Desember, 2017
TAKA-TAKA ADAT KARO : PERKEMPUN

TAKA-TAKA ADAT KARO : PERKEMPUN

Ilustrasi Pengalon Perkempun



ADAT ISTIADAT BATAK
TAKA TAKA PENGALON ADAT KARO
SINGALO PERKEMPUN

            PERKEMPUN = ½ Arah Bere-Bere
            Cara Nakasa :
1.      Pedarat Luah Adat, Biasana Enda Sada Manuk

2.      Ibana Bagi 10. ( 1 Bagin Man Entah/Mantik)

3.      TAKA I
Man Tulan (Batang Perkempun), Ibana Bagi 3

4.      TAKA II
Man Jukut, Ibana Bagi 3

5.      TAKA III
Man ENTE, Ibana Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga.

6.      Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, I Taka 5
2 Bagin Mulih Ku Tulan ( Batang Perkempun)
3 Bagin Ibagi 4

7.      3 Bagin Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga Ibagi 4
2 Bagin Mulih Ku Kalimbubu Singalo Perkempun (ENTE)
1 Bagin Mulih Ku Kalimbubu Singalo Bere-Bere
1 Bagin Mulih Ku Sukut

8.      Jukut Ibagi 3
2 Bagin Mulih Ku Tulan
1 Bagin Mulih ku Ente


Cara Ngelakensa

1.      Kalimbubu Tua
Pengalon Kalimbubu Tua Enda Ibereken 1/5 Man Kalimbubu Tua Taneh, Ibana I Elaken Kalimbubu Tua Jabu man Kerina Sembuyak Seninana.

2.      Kalimbubu Bena-Bena
Pengalon Kalimbubu Bena-Bena, Emkap Jukut + Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, Em pengela-ngela. Adi Lenga Ser-Ser, Banci Ibuat bas Taka III nari. Ibana Em Pengalon Batang Bena-Bena.

3.      Batang (Tulan)
Pengalon Batang ( Tulan) , Emkap Jukut + Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, Em Pengela-ela. Adi Lenga Ser-Ser, Banci Ibuat Bas Tulan Nari. Tulan enda Banci I Kis-Kis. Ibana ( Taka I na) Em Pengalon Batang Bere-Bere.

4.      Simulih Ku Tulan Bere-Bere
I elaken Kalimbubu Singalo Bere-Bere man Kalimbubu Siperdemui Sembuyak,Seninana (Urat)

5.      Simulih Ku Sukut

I elaken Man Kerina Kalimbubu Si Perdemui, Senina, Sembuyak, entah pe Kalimbubu Simaba Ose (URAT). Adi Lenga Tumbuk Sukut Nambahisa.

Catatan : Kerna Pengalon Taka-Taka Enda, Ngikutken Adat Singalor Lau


18 Desember, 2017
TAKA-TAKA ADAT KARO : SINGALO BERE-BERE

TAKA-TAKA ADAT KARO : SINGALO BERE-BERE


Pakaian Adat Karo

ADAT ISTIADAT BATAK

TAKA-TAKA PENGALON ADAT KARO

SINGALO BERE-BERE

            BERE-BERE = 2/3 Arah Batang Unjuken

            Cara Nakasa:

1.      Pedarat Luah Adat, Biasana Enda Sada Manuk

2.      Ibana Bagi 10 ( 1 Bagin Man Kalimbubu Tua, KAMPAH)

3.      TAKA I
Man Tulan Entah Pe Man Batang,
Ibana Taka Telu.

4.      TAKA II
Man Jukut (Jukut Enda Banci Ilapah, Itambahken Man Sikurang)
Ibana Taka Telu

5.      TAKA III
Man Kalimbubu Bena-Bena
Ibana Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, Enda ibagi 4.

6.      Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga,
2 Bagin Mulih Kutulan
1 Bagin Mulih Ku Kalimbubu Bena-Bena
1 Bagin Mulih Ku Sukut.

7.      Jukut Biasana Enda ibagi 3
2 Bagin Mulih Ku Tulan
1 Bagin Mulih Ku Kalimbubu Bena-Bena.

Cara Ngelakensa
1.      Kalimbubu Tua
Pengalon Kalimbubu Tua Enda Ibereken 1/5 Man Kalimbubu Tua Taneh, Ibana I Elaken Kalimbubu Tua Jabu man Kerina Sembuyak Seninana.

2.      Kalimbubu Bena-Bena
Pengalon Kalimbubu Bena-Bena, Emkap Jukut + Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, Em pengela-ngela. Adi Lenga Ser-Ser, Banci Ibuat bas Taka III nari. Ibana Em Pengalon Batang Bena-Bena.

3.      Batang (Tulan)
Pengalon Batang ( Tulan) , Emkap Jukut + Pengalon Kalimbubu Si 4 Merga, Em Pengela-ela. Adi Lenga Ser-Ser, Banci Ibuat Bas Tulan Nari. Tulan enda Banci I Kis-Kis. Ibana ( Taka I na) Em Pengalon Batang Bere-Bere.

4.      Sikujabu ( SUKUT)

I elaken Man Kerina Kalimbubu Si Perdemui, Senina, Sembuyak, entah pe Kalimbubu Simaba Ose (URAT). Adi Lenga Tumbuk Sukut Nambahisa.
Contoh Kasus bisa dilihat dalam tulisan berjudul Rincian Gantang Tumba Pengalon Kalimbubu Singalo bere-bere.
Catatan : Kerna Pengalon Taka-Taka Enda, Ngikutken Adat Singalor Lau

Bagian 1 : TAKA-TAKA ADAT KARO : BERE-BERE
Bagian 2 : TAKA-TAKA ADAT KARO : PERKEMPUN
Bagian 3 : TAKA-TAKA ADAT KARO : PERNININ
Bagian 4 : TAKA-TAKA ADAT KARO : PENGALON ANAK BERU
Bagian 5 : TAKA-TAKA ADAT KARO : ULU EMAS RAS SIDEBANNA


17 Desember, 2017
Peran Istri Dalam Keluarga Batak Karo

Peran Istri Dalam Keluarga Batak Karo

Karokab,  Lima Peran istri serta pengertiannya dalam Keluarga Batak Karo di Sumatera Utara.

1. Sirukat Nakan/ yg menyediakan makanan.
Istri yang mengerti dan tahu cara mengatur kebutuhan makanan bagi setiap anggota keluarga secara adil dan merata. Mengatur termasuk, mengatur menu, gizi dan makanan yang baik bagi semua anggota keluarga.

2. Ndehara/Bendahara
Dalam peran ini istri mengatur masalah keuangan dalam rumah tangga, sebagai bendahara ia haruslah mampu mengatur keuangan rumah tangganya. Menambah, menyimpan mengatur uang masuk dan keluar. Maksud menambah adalah seorang istri sedapat mungkin punya penghasilan sendiri untuk antisipasi hal-hal yang sifatnya mendadak dalam keluarga.

3.Kemberahen/ Penjaga Kehormatan
Dalam peran ini seorang istri haruslah mampu menjaga kehormatan suaminya, kehormatannya, kehormatan keluarganya, keluarga kedua belah pihak ( mertua dan orangtua ) serta kehormatan leluhur kedua belah pihak. Di sini seorang istri dituntut mampu menjadi anak sekaligus sebagai menantu.

4. Manuk Siindung-indung/ Induk Ayam
Seorang istri haruslah mampu /bersifat seperti induk ayam, dalam arti mengasuh, melindungi dan mendidik anak-anaknya.

5. Nande/Ibu Bagi suaminya
Seorang istri haruslah mampu menjadi seorang ibu bagi suaminya, menjadi tempat berbagi, mengingatkan jika salah. Memenuhi semua kebutuhaan suaminya. (*)
10 Desember, 2017
Pengertian Batak Pada Batak Karo

Pengertian Batak Pada Batak Karo


Karokab, Suku Karo yang biasa disebut Batak Karo. Suku Karo mempunyai budaya dan adat istiadat sendiri, punya bahasa dan punya agama/ kepercayaan sendiri. Dahulunya Suku Karo memenuhi wilayah Sumatera Bagian Utara sepanjang Pesisir Timur sampai ke pedalaman Bukit Barisan. Brahma Putro, dalam bukunya Sejarah Karo dari Zaman Ke zaman menyebut wilayah tersebut adalah wilayah Suku Bangsa Haru, yang merupakan asal muasal Suku Karo, yang dikenal sekarang ini.

Belakangan yang masuk wilayah ulayat Suku Karo berada di wilayah Kabupaten Karo, sebagian Deliserdang, Langkat, sebagian Aceh Tenggara Provinsi NAD, sebagian Simalungun Atas, Kota Medan, Kota Binjai, sebagian Kabupaten Dairi.

Arti Batak, Pada Kata Batak Karo

Batak adalah Label, Sebutan, Julukan yang di berikan oleh orang-orang pesisir pantai yang merujuk pada orang pedalaman di Sumatera Bagian Utara.

Rita Smith Kipp, dalam bukunya The Early Years of A Dutch Colonial Mission The Karo Field . Penamaan Batak pada Karo adalah istilah untuk menyatukan suku-suku yang belum beragama ketika itu selain Melayu (Islam)

Label inilah yang membedakan orang pesisir dan orang pedalaman. Orang Bata(k) atau Bata(k) merupakan jawaban orang pesisir dari pertanyaan "Siapa Mereka?" dari para pedagang, petualang atau tamu-tamu asing lainnya (Eropa, Cina Arab, India dll) yang datang dan singgah di kampung-kampung pesisir timur ketika mereka melihat atau kebetulan berpapasan dengan orang pedalaman.

Orang pesisir Menyebut Negeri Bata(k), untuk menjawab pertanyaan tamu itu ketika mempertanyakan asal usul barang dagangan tersebut. Begitulah seterusnya, ketika pertanyaan merujuk pada orang pedalaman jawaban mereka adalah Bata(k).

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa label tersebut mengandung arti bahwa orang pesisir dan orang pedalaman adalah berbeda. Yang membedakan dari kedua kelompok masyarakat itu adalah Sistim Kepercayaan.

Label Batak yang disematkan oleh pesisir bagi orang pedalaman memiliki pengertian orang-orang yang mengakui keagungan Di-Bata. Tentu saja hal ini menjadi perbedaan yang sangat mencolok dengan orang pesisir yang beragama Islam. Inilah asal muasal pembatakan bagi orang Karo, dan bukan berdasarkan Tarombo Siraja Batak seperti Pada Toba,Simalungun, Pakpak, Mandailing/Angkola.


Maka dengan demikian Karo Adalah Batak.   



11 September, 2012
Sekilas Tanah Karo : Merga Silima

Sekilas Tanah Karo : Merga Silima

Merga Silima, Adat Tutur Karo
Karokab, Artikel.  Dalam kekerabatan Suku Karo atau yang biasa juga disebut Batak Karo dikenal istilah Merga. Marga (merga) dalam masyarakat Karo berfungsi sebagai tanda pengenal kelompok, garis keturunan dan sejarah tempat tinggal. Merga di dapat dari garis keturunan bapak (patrialis).  Di dalam masyarakat Karo terdapat 5 marga induk yang dikenal dengan Merga Silima. Masing masing merga induk ini memiliki sub merga. Merga biasanya digunakan sebagai julukan untuk laki-laki, sementara untuk kaum perempuan dinamakan beru. 
Sesuai dengan hasil Kongres Kebudayaan Karo 1995 di Hotel int Sibayak Berastagi, Merga Silima terdiri dari Karo-Karo, Ginting, Perangin-Angin,Tarigan dan Sembiring. Sub merga dari masing-masin merga induk adalah :
A. Karo-Karo 
1. Karo-karo Barus ada di Barus Jahe
2. Karo-karo Bukit ada di Bukit dan buluh nawar.
3. Karo-karo Jung ada di Kuta Nangka, Kalang, Perbesi dan Batu karang. 4. karo-karo Gurusinga ada di Gurusinga dan Rajaberneh.
5. Karo-karo Kacaribu ada di Kuta Gerat dan Kerapat.
6. Karo-karo Ketaren ada di Raya, Ketaren, Sibolangit dan Pertampilen.
7. Karo-karo Kaban ada di Kaban dan sumbul.
8. Karo-karo Kemit ada di Kutamale.
9. Karo-karo Purba ada di Kabanjahe, Berastagi dan Laucih.
10. Karo-karo Surbakti ada di Surbakti dan Gajah.
11. karo-karo Sinukaban ada di Pernantin, Kabantua, Bt. Merih, Buluh Naman dan Lau Lingga.
12. karo-karo Sinulingga ada di Lingga dan Gunung Merlawan.
13. karo-karo sinubulan ada di Bulanjulu dan bulan jahe.
14. Karo-karo Sinuhaji ada di Aji Siempat.
15. Karo-karo Sekali ada di Seberaya.
16. Karo-karo Sinuraya ada di Bunuraya, Singgamanik dan Kandibata.
17. Karo-karo Samura ada di Samura.
18. Karo-karo Sitepu ada di Naman dan Sukanalu.

B. Ginting 
1. Ginting Ajartamabun ada di Rajamerahe
2. Ginting Babo ada di Gurubenua
3. Ginting Beras ada di Lau Petundal
4. Ginting Jadibata ada di Juhar
5. Ginting Jawak ada di Cingkes (?)
6. Ginting Gurupatih ada di Buluhnaman, Sarimunte, Naga dan Lau Kapur.
7. Ginting Garamata ( di Toba menjadi Simarmata) ada di Raja dan Tongging
8. Ginting Munte ada di Kuta Bangun, Ajinembah, Kubu, Dokan, Tongging, Munte, Raja Tengah
9. Ginting Manik ada di Tongging dan Lingga
10.Ginting Pase (enggo masap /sudah Punah)
11. Ginting Suka ada di Suka, Lingga Julu, Naman dan Berastepu
12. Ginting Sugihen ada di Sugihen, Juhar dan Kuta Gugung.
13. Ginting Sinusinga ada di Singa
14. Ginting Saragih ada di Linggajulu.
15. Ginting Capah ada di Bukit dan Kalang.
16. Ginting Tumangger ada di Kidupen dan Kemkem.

C. Perangin-Angin 
1. Perangin-angin Benjerang ada di Batu karang.
2. Perangin-angin Bangun ada di Batu Karang.
3. Perangin-angin Keliat ada di Mardingding.
4. Perangin-angin Kacinambun ada di Kacinambun.
5. Perangin-angin Laksa ada di Juhar.
6. Perangin-angin Mano ada di Pergendangen.
7. Perangin-angin Namohaji ada di Kuta Buluh.
8. Perangin-angin Pencawan ada di Perbesi.
9. Perangin-angin Perbesi ada di Seberaya.
10. Perangin-angin Penggarun ada di Susuk.
11. Perangin-angin Pinem ada di Sarintonu (Sidikalang).
12. Perangin-angin Sukatendel ada di Sukatendel.
13. Perangin-angin Sebayang ada di Perbesi, Kuala, Gunung dan Kutagerat.
14. Perangin-angin Sinurat ada di Kerenda.
15. Perangin-angin Singarimbun ada di Mardingding, Kutambaru dan Temburun.
16. Perangin-angin Tanjung ada di Penampen dan Berastepu.
17. Perangin-angin Ulunjandi ada di Juhar.
18. Perangin-angin Uwir ada di Singgamanik.

D. Tarigan 
 1. Tarigan Bondong ada di Lingga.
2. Tarigan Jampang ada di Pergendangen
3. Tarigan Gersang ada di Nagasaribu dan Berastepu.
4. Tarigan Gerneng ada di Cingkes.
5. Tarigan Gana-gana ada di Batukarang.
6. Tarigan Pekan ( cabang Tarigan Tambak) ada di Sukanalu.
7. Tarigan Purba ada di Purba.
8. Tarigan Sibero ada di Juhar, Kutaraja, Keriahen, Munte, Tanjung Beringin, Selakkar dan Lingga.
9. Tarigan Silangit ada di Gunung Meriah.
10. Tarigan Tua ada di Pergendangen.
11. Tarigan Tambak ada di Pembayaken dan Sukanalu
12. Tarigan Tegur ada di Suka
13. Tarigan Tambun ada di Rangkut Besi, Binangara dan Sinaman

E. Sembiring [1]  
I. Siman Biang
1. Sembiring Kembaren ada di Samperaya dan Urung Liang Melas.
2. Sembiring Kaloko ada di Pergendangen.
3. Sembiring Sinulaki ada di Silalahi.
4. Sembiring Sinupayung ada di Jumaraya dan Negeri.
II. Simantangken Biang 
1. Sembiring Brahmana ada di Kabanjahe, Perbesi dan Limang.
 2. Sembiring Bunuhaji ada di Sukatepu, Kutatonggal, dan Beganding.
3. Sembiring Busuk ada di Kidupen dan Lau Perimbon.
4. Sembiring Depari ada di Seberaya, Perbesi dan Munte.
5. Sembiring Gurukinayan ada di Gurukinayan.
6. Sembiring Keling ada di Juhar dan Rajatengah.
7. Sembiring Meliala ada di Sarinembah, Munte, Raja Berneh, Kidupen, Kabanjahe, Naman, Berastepu dan B. Nampe.
8. Sembiring Muham ada di Susuk dan Perbesi.
9. Sembiring Pandia ada di Seberaya, Payung dan Beganding.
10. Sembiring Pandebayang ada di Buluhnaman dan Gurusinga.
11. Sembiring Pelawi ada di Ajijahe, Perbaji, Kandibata dan Hamparan Perak.
12. Sembiring Sinukapur ada di Pertumbuken, Sidikalang(?) dan Sarintonu.
13. Sembiring Colia ada di Kubucolia dan Seberaya.
14. Sembiring Tekang ada di Kaban. Semua sub marga tunduk kepada marga induk. Marga Silima merupakan salah satu pilar dari 3 pilar pembentuk Masyarakat Karo, yakni Merga Silima Tutur Siwaluh, Rakut Si Teluras Perkade-kaden 12 + 1.
[1]Marga sembiring terdiri dari 2 kelompok yakni siman biang, kelompok ini berasal dari Negeri Pagaruyung Sumatera Bagian Tengah, dan diantara mereka tidak dibenarkan kawin dengan sub marga sembiring lainnya. Sementara Sembiring Simantangken Biang, dibenarkan kawin dengan sub marga sembiring lainnya. Kelompok ini diduga kuat berasal dari India. Menurut cerita lisan masyarakat Karo, Kelompok sembiring ini merupakan pengaruh zaman Hindu di Karo. Kelompok ini merupakan kelompok Brahman. Dahulu aturan tersebut dibuat agar garis keturunan kelompok ini tetap terjaga kemurniannya.
10 September, 2012
Sekilas  Tanah Karo: Sosial Budaya Masyarakat Karo

Sekilas Tanah Karo: Sosial Budaya Masyarakat Karo

Gunung Barus
Karokab, Artikel. Cikal bakal terbentuknya kuta atau desa di Tanah Karo, diawali dengan pembentukan Barung (reba-reba). Barung ini dihuni oleh 2-3 keluarga. Akibat pertambahan penduduk barung ini berubah status menjadi kesain. Kesain sering disebut juga sebagai kuta anak. Pemimpin kesain disebut juga sebagai pengulu yang diangkat dari bangsa taneh atau pendiri Kesain dan memiliki pemerintahan sendiri. Konfederasi dari beberapa kesain disebut dengan kuta. Seperti kesain, kuta ini memiliki pemerintahan sendiri, yang diangkat dari penduduk Bangsa Taneh. [1]

Hubungan Kekerabatan seseorang didapat dari marga yang dipakai. Marga (merga) dalam masyarakat Karo berfungsi sebagai tanda pengenal kelompok, garis keturunan dan sejarah tempat tinggal. Masyarakat Karo memiliki 5 marga yang disebut dengan "Merga Silima" , yakni Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Perangin-Angin dan Sembiring yang masing-masing memiliki sub marga sendiri. Masing-masing sub marga tunduk pada marga induknya dan tidak diperboleh kan melakukan perkawinan. Sebuah pengecualian pada sub marga tertentu pada marga induk Sembiring dan Perangin angin. 

Masyarakat Karo tunduk pada hukum Merga Silima, Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan perkade-kaden sepulu dua tambah sada (12+ 1). Sistem pemerintahan diakui berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong. Pengambilan keputusan didasarkan pada Runggu (musyawarah mufakat). Kepemimpinan Penghulu (pengulu) didampingi oleh biak senina yaitu suku semarga namun berbeda sub marga,di dampingi oleh  Anak Beru dan disaksikan oleh Kalimbubu. Demikianlah kepemimpinan masyarakat Karo dilaksanakan oleh tritunggal tersebut.

Masyarakat Karo tinggal dalam rumah besar yang disebut dengan Rumah Tanduk yang terdiri dari delapan keluarga, dan biasa juga disebut sebagai Rumah Siwaluh Jabu. Disetiap kuta (desa) terdapat Jambur yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, lumbung padi,  sarana komunikasi dan pos penjagaan.  Setiap anak muda diwajibkan tidur di Jambur. Pendatang yang tidak dikenal tidak dibenarkan tidur di rumah tanduk, namun pendatang tersebut diperbolehkan tidur di Jambur.

[1]3 Golongan masyarakat Karo.
1. Bangsa Taneh (Simantek Kuta) adalah golongan pendiri kuta/desa
2. Bangsa Rakyat (Sitandang) adalah golongan pendatang. Bangsa Rayat memiliki hak pinjam atau hak sewa atas tanah, namun tidak bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.
3. Bangsa Ginemgem adalah golongan budak, mereka adalah tawanan perang, tergadai dalam perjudian. Golongan ini tidak memiliki hak atas tanah.
Back To Top