14 May 2025
Top News
Loading...
13 April, 2019
Selada, Tantangan di Musim Penghujan

Selada, Tantangan di Musim Penghujan

Budidaya Selada
Karokab, Selada merupakan jenis sayuran yang biasa di konsumsi masyarakat sebagai Salad pada bagian daunnya. Dengan cita rasa yang khas, tak heran jika selada merupakan jenis sayuran favorit yang memiliki penggemar dikalangan bawah sampai elit. Dibalik itu, ternyata budidaya selada memiliki keahlian khusus bagi petani, terutama dikala musim penghujan tiba.

Jika musim penghujan tiba, selada sangat gampang terkena jamur, yang berakibat pada busuk daun hingga menyebabkan gagal panen. Namun dibalik itu petani selada umumnya lebih menginginkan musim penghujan karena dibarengi dengan kenaikan harga yang signifikan. Budidaya selada relatif singkat,  hanya butuh waktu 40 hari.

"Dengan 10 gram benih selada seharga Rp.60.000 dapat ditanam di areal seluas 1000-1200 Meter persegi, dengan hasil sekitar 1,5- 1,7 Ton dengan perawatan maksimal. Biaya budidaya dengan areal seluas itu sekitar 3,5-4 juta.  Dengan harga jual Rp.4000 saja sudah lumayan. Apalagi saat musim penghujan biasa harga selada tembus 2 atau 4 kali lipat ", ujar Rukurita br Ginting, seorang petani selada di Berastagi

Ditambahkannya, untuk mengatasi musim penghujan biasa petani mengantisipasinya dengan membangun Green House sederhana di areal budidaya selada.

Pantauan kami di pasar Trasnsit Holtikultura "Pajak Roga" Berastagi, saat ini harga selada tembus diangka Rp.15.000 perkilonya, Kamis (11/4-2019). Hal ini disebabkan oleh langkanya selada yang ada dipasaran. Seperti penuturan Rahmad seorang pembeli dari Lambaro,  Aceh, biasa disebabkan karena saat ini Berastagi sebagai sentra budidaya selada memasuki musim penghujan.

"Biasa itu bang, kalau musim hujan gini jarang ada selada, banyak yang rusak". ujarnya.
Ditambahkan, "Mau tidak mau harus di beli juga walau mahal.  Kalau untung biasanya tipis, kadang harus jual modal juga. Ya gak papa lah, yang penting langganan kita di Aceh gak  kecewa", Ujarnya.


03 Maret, 2019
Kabupaten Karo Ekspor  50,2 Ton Sayur Kol Ke Malaysia

Kabupaten Karo Ekspor 50,2 Ton Sayur Kol Ke Malaysia

Gubernur Sumatera Utara lepas sayur kol  di  Desa Lambar
Kec.Tiga Panah Kabupaten Karo Kamis (28/2-2019)
Karokab-Karo, Sayur kol asal Tanah Karo sudah menjadi primadona di negara Malaysia sejak dekade 50an. Awal tahun 2019 ini, Kabupaten Karo ekspor 50,2 Ton sayur kol ke Malaysia, Kamis (28/2-2019). Pelepasan ekspor sayur kol ini dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Desa Lambar Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, didampingi Bupati Karo Terkelin Berahmana.

Dalam pelepasan itu Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berharap agar berbagai produk holtikultura asal Kabupaten Karo lainnya dapat memasuki pasar internasional.

"Kedepan, produk sayuran seperti  kentang, tomat jeruk dan lainnya dapat diekspor juga. Saya datang kemari bukan hanya untuk melakukan pelepasan. Tapi apa sebenarnya kendala yang dihadapi petani dan pengusaha sehingga produk lainnya belum bisa di ekspor", ujar gubsu.

Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian, Ali Jamil, mengatakan ekspor kol asal Tanah Karo sejak dua tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh erupsi Gunung Sinabung dan semakin ketatnya standart keamanan pangan di negara-negara tujuan seperti, Jepang, Taiwan, Singapura dan Korea Selatan.

Untuk mengatasi hal itu, Kementrian Pertanian melalui Badan Karantia Pertanian (Barantan) telah melakukan pendampingan bagi para eksportir di awal 2019 agar dapat memenuhi persyaratan ekspor. Pendampingan yang dilakukan mulai dari penanaman, penanganan pasca panen sampai pengangkutan.

"Penerapan inline ispection mudah-mudahan dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor produk sayuran asal Tanah Karo," katanya.


Back To Top