Top News
Loading...
13 April, 2019

Selada, Tantangan di Musim Penghujan

Budidaya Selada
Karokab, Selada merupakan jenis sayuran yang biasa di konsumsi masyarakat sebagai Salad pada bagian daunnya. Dengan cita rasa yang khas, tak heran jika selada merupakan jenis sayuran favorit yang memiliki penggemar dikalangan bawah sampai elit. Dibalik itu, ternyata budidaya selada memiliki keahlian khusus bagi petani, terutama dikala musim penghujan tiba.

Jika musim penghujan tiba, selada sangat gampang terkena jamur, yang berakibat pada busuk daun hingga menyebabkan gagal panen. Namun dibalik itu petani selada umumnya lebih menginginkan musim penghujan karena dibarengi dengan kenaikan harga yang signifikan. Budidaya selada relatif singkat,  hanya butuh waktu 40 hari.

"Dengan 10 gram benih selada seharga Rp.60.000 dapat ditanam di areal seluas 1000-1200 Meter persegi, dengan hasil sekitar 1,5- 1,7 Ton dengan perawatan maksimal. Biaya budidaya dengan areal seluas itu sekitar 3,5-4 juta.  Dengan harga jual Rp.4000 saja sudah lumayan. Apalagi saat musim penghujan biasa harga selada tembus 2 atau 4 kali lipat ", ujar Rukurita br Ginting, seorang petani selada di Berastagi

Ditambahkannya, untuk mengatasi musim penghujan biasa petani mengantisipasinya dengan membangun Green House sederhana di areal budidaya selada.

Pantauan kami di pasar Trasnsit Holtikultura "Pajak Roga" Berastagi, saat ini harga selada tembus diangka Rp.15.000 perkilonya, Kamis (11/4-2019). Hal ini disebabkan oleh langkanya selada yang ada dipasaran. Seperti penuturan Rahmad seorang pembeli dari Lambaro,  Aceh, biasa disebabkan karena saat ini Berastagi sebagai sentra budidaya selada memasuki musim penghujan.

"Biasa itu bang, kalau musim hujan gini jarang ada selada, banyak yang rusak". ujarnya.
Ditambahkan, "Mau tidak mau harus di beli juga walau mahal.  Kalau untung biasanya tipis, kadang harus jual modal juga. Ya gak papa lah, yang penting langganan kita di Aceh gak  kecewa", Ujarnya.


Baca Juga

Back To Top