Arsitektur Jambur Masyarakat Karo
Sekumpulan Masyarakat berlatar Belakang Jambur di Karo Flicker.com |
Karokab, Jambur adalah salah satu Bangunan Tradisional Karo. Jambur berfungsi tempat bermusyawarah orang-orang tua, tempat tidur bagi pemuda-pemuda beserta tamu laki-laki, dan juga sebagai tempat atraksi-atraksi kesenian di dalam kampung bersangkutan.
Merupakan suatu syarat apabila di dalam kampung (kuta) ada rumah adat, maka pasti ada jambur. Hal ini mengingat fungsi dari jambur ini bagi penduduk kampung. Berdasarkan wawancara di desa Barus Jahe dinyatakan bahwa suatu kampung di mana terdapat rumah adat tidaklah lengkap bila tanpa jambur.
Geriten tidak begitu menentukan, karena geriten ini merupakan pertanda kepada keluarga-keluarga yang kaya atau mampu. Atau dengan kata lain jambur digunakan oleh setiap masyarakat di satu kesain, sedangkan geriten adalah hanya teruntuk bagi orang kaya atau orang yang mampu. Bentuk jambur ini hampir sama dengan bentuk Rumah Adat dalam ukuran yang lebih kecil . Bagian-bagian arsitektur jambur ini juga sama dengan bagian rumah adat yang sedikit lebih simple. Panjangnya sama dengan lebarnya. Bagian bawah dari jambur itu tidak mempunyai dinding, kecuali kalau dijadikan tempat penyimpanan padi. Biasanya ukuran jambur ini panjang 5 meter dan lebar 5 meter. Tiang besarnya ada 4 buah dan gunanya untuk memikul (menyangga) atap.
Di desa Barus Jahe dahulu ada dua buah jambur. Keduanya mempunyai tersek, orang di sana menyebutnya anjung- anjung. Jambur mempunyai ragam hias atau ornamen sama dengan ayo rumah adat. Tiang jambur ini sama bentuknya dengan tiang rumah adat. Begitu juga bahan-bahannya yaitu dali kayu yang kualitasnya bagus. Pemasangan tiang jambur ini adalah dengan cara tusuk, jadi sama dengan rumah sendi.