16 May 2025
Top News
Loading...
11 Desember, 2018
Bagian-bagian Arsitektur Jambur Tradisional Karo

Bagian-bagian Arsitektur Jambur Tradisional Karo

3dwarehouse.sketchup.com
 Karokab,  Tipologinya sama dengan rumah adat karo  (yang mempunyai tersek) yang biasa disebut dengan rumah sibayak, tetapi tanpa memiliki  derpih (dinding). Persamaan ini jelas kelihatan pada bagian atapnya. Kemudian dalam tipologi empat perseginya juga sama, hanya ukurannya yang berbeda. 


Bentuk dan bagian-bagian dari Jambur. 
  1. Pilo-pilo yaitu pucuk rumah, terbuat dari kayu kecil yang dipasang berdiri.
  2. Tanduk Kerbau, Kepala kerbau terbuat dari kayu yang di bentuk sedemikian rupa menyerupai kepala kerbau, namun Tanduk yang dipasang adalah asli tanduk kerbau. 
  3. Ayau-ayau (lambe-lambe) terbuat dari bambu yang dianyam. Namun di zaman dulu ayau ini terbuat dari kayu yang di ukir.
  4. Derpih Angin, dinding kecil pada tersek 
  5. Tersek adalah bentuk rumah dalam ukuran kecil yang di pasang di atas atap, biasa disebut anak atap.
  6. Atap Rumah terbuat dari ijuk, yang disusun sedemikian rupa, hingga terlihat rapi.
  7. Dapur-dapur (mel-melen) adalah tempat meletakkan dinding (derpih) dan tempat mengukir ornamen-ornamen. Pada jambur melmelen hanya berfungsi sebagai pembatas ruangan lantai dan tempat mengukir ornamen.
  8. Redan atau tangga rumah adat Batak Karo terbuat dari bambu
  9. Pemayang adalah kayu pengikat tiang dengan tiang pada palasnya.
  10. Binangun (Tiang) terbuat dari kayu yang dibentuk bulat delapan sisi.
  11. Palas, alas dari pada tiang-tiang yang terbuat dari batu cadas.
  12. Cuping-Cuping (suki) sebagai pengikat melmelen.


Susunan ruangan dari jambur sama dengan geriten yaitu hanya ada satu ruangan yang terbuka yang dibatasi sekelilingnya oleh dapur-dapur (melmelen). Sedang ruangan itu berfungsi biasanya untuk tempat berbincang-bincang dan musyawarah penduduk kampung. Di berbagai desa, jambur juga berfungsi sebagai tempat menyimpan padi, dan ada juga menjadikannya tempat menyimpan hasil pertanian lain selain padi.
10 Desember, 2018
Arsitektur Jambur Masyarakat Karo

Arsitektur Jambur Masyarakat Karo

Sekumpulan Masyarakat berlatar Belakang Jambur di Karo
Flicker.com
  Karokab, Jambur adalah salah satu Bangunan Tradisional Karo. Jambur berfungsi tempat bermusyawarah orang-orang tua, tempat tidur bagi pemuda-pemuda beserta tamu laki-laki, dan juga sebagai tempat atraksi-atraksi kesenian di dalam kampung bersangkutan.
Merupakan suatu syarat apabila di dalam kampung (kuta) ada rumah adat, maka pasti ada jambur. Hal ini mengingat fungsi dari jambur ini bagi penduduk kampung. Berdasarkan wawancara di desa Barus Jahe dinyatakan bahwa suatu kampung di mana terdapat rumah adat tidaklah lengkap bila tanpa jambur. 
Geriten tidak begitu menentukan, karena geriten ini merupakan pertanda kepada keluarga-keluarga yang kaya atau mampu. Atau dengan kata lain jambur digunakan oleh setiap masyarakat di satu kesain, sedangkan geriten adalah hanya teruntuk bagi orang kaya atau orang yang mampu. Bentuk jambur ini hampir sama dengan bentuk Rumah Adat dalam ukuran yang lebih kecil . Bagian-bagian arsitektur jambur ini juga sama dengan bagian rumah adat yang sedikit lebih simple. Panjangnya sama dengan lebarnya. Bagian bawah dari jambur itu tidak mempunyai dinding, kecuali kalau dijadikan tempat penyimpanan padi. Biasanya ukuran jambur ini panjang 5 meter dan lebar 5 meter. Tiang besarnya ada 4 buah dan gunanya untuk memikul (menyangga)  atap.

Di desa Barus Jahe dahulu ada dua buah jambur. Keduanya mempunyai tersek, orang di sana menyebutnya anjung- anjung. Jambur mempunyai ragam hias atau ornamen sama dengan ayo rumah adat. Tiang jambur ini sama bentuknya dengan tiang rumah adat. Begitu juga bahan-bahannya yaitu dali kayu yang kualitasnya bagus. Pemasangan tiang jambur ini adalah dengan cara tusuk, jadi sama dengan rumah sendi.
10 Desember, 2018
Rumah Adat Karo

Rumah Adat Karo

Rumah Adat Siwaluh Jabu
.3dwarehouse.sketchup.com

Pengertian Rumah Adat Karo   

Karokab, Secara umum Rumah Adat Karo terbagi dua jenis yaitu Rumah adat Siwaluh Jabu dan Rumah Adat Sibayak (Raja). Rumah Siwaluh Jabu adalah rumah yang ditempati oleh delapan keluarga. Jabu adalah keluarga. Perbedaan keduanya hanya pada bentuk atapnya. Bentuk keseluruhan empat persegi panjang mempunyai 2 buah pintu (ture) yaitu : ture jahe  dan ture julu. 


Bentuk Bagian-Bagian Rumah Adat Karo

Bagian atap bentuknya paduan dari bentuk-bentuk trapesium, sedangkan untuk tutup atap bagian depan berbentuk segi tiga yang disebut dengan lambe-lambe/ayo (ayo = wajah rumah). Bagian dinding juga berbentuk trapesium yang ditopang oleh dapur-dapur yang terletak di atas tiang. Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Pilo-pilo, tanduk kerbau, Anak Tersek, Tambe-Tambe Rumah (ayo rumah) Derpih angin, Atap rumah dan Cuping rumah, suki ( sudut rumah),  Derpih rumah (dinding), Dapur-dapur mel-melen, rumah), Derpih rumah Ture (beranda depan dari bambu), Pemayang, Erdan ( tangga ), ' Tiang, dan Palas rumah dari batu. 

Susunan Ruangan (Jabu). 

Rumah adat siwaluh jabu untuk rakyat biasa dan untuk Sibayak di dalamnya tidak memiliki jabu-jabu yang diberi berdinding, antara jabu keluarga dan jabu keluarga lainnya. Mereka dapat saling melihat. Antara jabu hanya dibatasi oleh dapur  yang digunakan oleh tiap dua keluarga yang berdekatan. Rumah Siwaluh jabu ini, boleh dikatakan hanya terdiri dari satu ruang besar yang ditempati oleh delapan keluarga yang merupakan denah jabu. Besarnya jabu yang ditempati keluarga ± 4 x 4 m. 

Fungsi Tiap jabu (Ruang keluarga)

Delapan jabu (semua ruang yang ditempati setiap keluarga) pada dasarnya digunakan untuk berbagai fungsi untuk tempat makan, tempat tidur dan menerima  tamu dan lain-lain. Jadi dalam hal ini setiap jabu yang ada tidak mempunyai bagian-bagian seperti rumah dewasa ini yang memiliki ruang-ruang, yang terpisah antara dapur, ruang makan, kamar tidur, ruang tamu dan lain-lain.
09 Desember, 2018
Bangunan Tradisional Karo

Bangunan Tradisional Karo

Rumah Adat Tradisional Karo di TMII Jakarta
   Karokab,  Sebuah kuta (kampung) tradisional masyarakat karo, pada umumnya terdiri dari beberapa bangunan tradisional, terdiri dari beberapa buah rumah adat, jambur, geriten dan lesung. Jadi kelengkapan dari setiap bangunan tradisional, pada umumnya di Indonesia tidak cukup hanya rumah adatnya, tetapi harus ada pendampingnya. Kita ambil contoh pada masyarakat Batak Toba, di samping rumah adatnya masih ada lagi sapo yang biasa digunakan sebagai tempat menyimpan padi.

Semua bangunan yang disebutkan di atas biasanya mempunyai bentuk, konstruksi dan bahan yang hampir sama. Kalau kita tinjau kesamaan di bidang bentuk, dapat disimpulkan bahwa dindingnya miring ke arah luar, mempunyai dua muka yang menghadap ke arah timur dan barat, dan kadang-kadang empat arah serta pada kedua ujung atap terdapat  kepala kerbau.

Kesamaan dalam konstruksi yaitu sistemnya dengan cara menyambung serta diikat dengan rotan atau tali ijuk, jadi tidak menggunakan paku. Begitu juga dalam hal bahan-bahan; sama-sama terbuat dari kayu (pada umumnya kayu meranti). Atap dan tali pengikatnya terbuat dari ijuk. Bambu dijadikan untuk tangga, ture, rusuk dan lain-lain, sedangkan rotan digunakan untuk pengikatnya.

Berikut bangunan-bangunan tradisional karo yang terdapat di Perkampungan Masyarakat Karo :
  1. Rumah Adat Karo : Rumah adat Karo adalah suatu rumah yang di diami oleh beberapa keluarga, yang telah diatur menurut adat dan kebiasaan suku bangsa Karo. Atau yang dimaksud dengan rumah adat Karo adalah sebuah rumah besar yang didiami oleh delapan keluarga (Siwaluh Jabu). 
  2. Jambur :  Jambur adalah tempat bermusyawarah orang-orang tua, tempat tidur bagi pemuda-pemuda beserta tamu laki-laki, dan juga sebagai tempat atraksi-atraksi kesenian di dalam kampung bersangkutan. Merupakan suatu syarat apabila di dalam kampung (kuta) ada rumah adat, maka pasti ada jambur. Hal ini mengingat fungsi dari jambur ini bagi penduduk kampung. 
  3. Geriten : Bangunan geriten digunakan untuk tempat penyimpanan tengkorak dari nenek moyang, atau tulang-belulang dari orang tua yang cawir mertua. Tulang-belulang ini di letakkan di atas agak dekat ke atap. 
  4. Keben : Keben  adalah tempat menyimpan padi dalam bahasa Indonesia disebut Lumbung Padi. 
08 Desember, 2018
Budaya Karo : Perkampungan Masyarakat Karo

Budaya Karo : Perkampungan Masyarakat Karo

Desa Lau Simomo 1905
 
Karokab, Rumah di perkampungan  Karo pada umumnya mempunyai pola mengelompok dan hampir semua bangunan didirikan pada satu bidang tanah tertentu. Dengan adanya sistem mengelompok ini maka jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain dapat ditentukan.

Begitu juga tanah yang akan dijadikan perkampungan dapat ditentukan luasnya dengan memperhitungkan rumah yang akan didirikan. Juga letak rumah di dalam satu kampung (kuta) berbentuk sektor dan arah bangunannya selalu mengikuti aliran sungai. Pola sektor ini nampak dari pengelompokan penduduk dalam bagian-bagian yang disebut kesainkesain. Di Kampung Lingga letak rumah adat tidak mengalami perubahan dari dahulu hingga sekarang. Rumah adat yang pertama didirikan di desa Lingga adalah kesain rumah Julu Silebei Merdang, kemudian menyusul rumah adat lainnya. 

Perkembangan dari bangunan rumah adat itu selalu mengarah ke barat, yaitu arah air sungai. Tetapi kalau tidak ada sungai, rumah yang di bangun harus menghadap arah timur dan barat. Letak rumah adat yang demikian, erat hubungannya dengan susunan kerabat yang mendiami bagian-bagian dari rumah adat tersebut. Di samping rumah-rumah adat itu masih ada lagi ditemukan rumah-rumah biasa yang bentuknya sudah dipengaruhi bentuk-bentuk rumah dari kota. Rumah-rumah biasa ini tidak jauh letaknya dari rumah adat, malahan berada di sekeliling rumah-rumah adat tersebut. Bentuk, letak, serta arah rumah biasa ini tidak teratur sama sekali bila dibandingkan dengan rumah adat. Atau dengan kata lain bentuk-bentuk rumah biasa itu tergantung kepada keinginan dari pemiliknya sendiri.

Rumah Adat Karo mempunyai dua pintu yaitu yang satu menghadap ke timur dan yang satu lagi menghadap ke arah barat. Tetapi apabila rumah adat itu didirikan mengikuti aliran sungai, maka yang satu pintunya menghadap ke hulu sungai dan satu lagi menghadap muara sungai. Untuk lebih jelasnya tentang rumah adat Karo, dapat di baca di Arsitektur Rumah Adat Karo

Di samping rumah adat, dalam satu kuta dijumpai  pula bangunan tradisional karo lainnya seperti jambur, geriten dan lesung. Jambur berfungsi sebagai tempat bermusyawarah pengetua-pengetua kuta. Geriten tempat penyimpanan tengkorak dari keluarga-keluarga yang menempati rumah adat. Lesung adalah tempat menumbuk padi yang mempunyai lubang lebih-kurang 34 sampai 36 lubang.

Sebagai batas dari satu huta dengan huta yang lain, di samping barn bu dan pohon kelapa, juga ada yang membuatkan pagar .Pagar yang dibuatkan sebagai batas itu juga merupakan suatu cara untuk mencegah binatang piaraan keluar masuk kampung, karena di luar kampung terdapat banyak tanam-tanaman seperti padi dan sayur-sayuran.


Back To Top