16 May 2025
Top News
Loading...
25 Desember, 2017
Cara Mengetahui BPKB Palsu versi Korlantas

Cara Mengetahui BPKB Palsu versi Korlantas

Karokab, Maraknya peredaran BPKB palsu saat ini membuat keresahan dimasyarakat. Untuk itu Korlantas Polri mengingatkan masyarakat agar berhati-hati, terlebih ketika membeli kendaraan second.

Hal tersebut disampaikan Kasubdit Ditregident Korlantas Polri Kombes Pol Priyanto dalam keterangan persnya Kamis (21/12). Dalam kesempatan itu ia memberikan beberapa tips-tips untuk mengetahui keaslian BPKB bagi pemilik kendaraan.

"Untuk BPKB Palsu Hologram di halaman depan akan berubah warna menjadi kuning bila diterawang, sedangkan yang asli berwarna abu-abu dan tidak akan berubah warna jika diterawang", ujarnya.

Selanjutnya, ia menambahkan "Bahan Cover lebih mengkilap untuk yang asli, sementara yang palsu bahannya lebih buram".

"Nomor seri yang ada dibawah Hologram dimaksudkan untuk membedakan domisili, namun untuk kode tersebut detailnya hanya ada pada Korlantas Polri dan tidak dipublikasikan", ujar Prayitno.

Perubahan data dentitas pemilik kendaraan pada BPKB palsu tidak dirubah, yang dirubah hanya pada identitas kenderaan saja. Pada identitas kendaraan banyak yang dihapus dan diprint ulang. Ini jelas kelihatan, ujarnya.

Selanjutnya Kompol Prayitno mengatakan, "Logo yang ada pada halaman 14, akan terlihat jika diterawang dengan cahaya ultraviolet dan akan timbul aneka macam angka-angka. Jika diraba kertas tersebut akan terasa kasar karna logodicetak timbul. Sementara untuk yang palsu logo tersebut dicetak rata, dan aneka nomor-nomr tidak akan timbul jika diterawang dengan cahaya ultraviolet", demikian Prayitno mengahiri keterangan persnya.

17 Desember, 2017
Peran Istri Dalam Keluarga Batak Karo

Peran Istri Dalam Keluarga Batak Karo

Karokab,  Lima Peran istri serta pengertiannya dalam Keluarga Batak Karo di Sumatera Utara.

1. Sirukat Nakan/ yg menyediakan makanan.
Istri yang mengerti dan tahu cara mengatur kebutuhan makanan bagi setiap anggota keluarga secara adil dan merata. Mengatur termasuk, mengatur menu, gizi dan makanan yang baik bagi semua anggota keluarga.

2. Ndehara/Bendahara
Dalam peran ini istri mengatur masalah keuangan dalam rumah tangga, sebagai bendahara ia haruslah mampu mengatur keuangan rumah tangganya. Menambah, menyimpan mengatur uang masuk dan keluar. Maksud menambah adalah seorang istri sedapat mungkin punya penghasilan sendiri untuk antisipasi hal-hal yang sifatnya mendadak dalam keluarga.

3.Kemberahen/ Penjaga Kehormatan
Dalam peran ini seorang istri haruslah mampu menjaga kehormatan suaminya, kehormatannya, kehormatan keluarganya, keluarga kedua belah pihak ( mertua dan orangtua ) serta kehormatan leluhur kedua belah pihak. Di sini seorang istri dituntut mampu menjadi anak sekaligus sebagai menantu.

4. Manuk Siindung-indung/ Induk Ayam
Seorang istri haruslah mampu /bersifat seperti induk ayam, dalam arti mengasuh, melindungi dan mendidik anak-anaknya.

5. Nande/Ibu Bagi suaminya
Seorang istri haruslah mampu menjadi seorang ibu bagi suaminya, menjadi tempat berbagi, mengingatkan jika salah. Memenuhi semua kebutuhaan suaminya. (*)
14 Maret, 2017
 Berastagi di Tahun 1967, Bukan Berastagi di Tahun1947

Berastagi di Tahun 1967, Bukan Berastagi di Tahun1947

Berastagi, 1967
Karokab, Karo - Sebuah foto lama yang menggambarkan Kota Berastagi dengan latar gunung berapi Sibayak, karena keindahannya menjadi viral di internet. Foto tersebut bertahun 1967, tetapi banyak akun facebook, mengatakan bahwa foto tersebut menggambarkan kota Berastagi  di tahun 1947.  Termasuk situs besar berkonten Karo seperti karosiadi.blogspot.com, mengatakan foto tersebut bertahun 1947.

Lantas tahun berapakah foto tersebut diambil dan siapa sebenarnya pemiliknya???
Mari kita telisik.
1. Pada Foto tersebut terlihat menara Ex- Gereja Katolik St. Maria atau saat ini merupakan Museum Pusaka Karo, yang mana gereja tersebut merupakan gereja Katolik Stasi Berastagi, yang ber Paroki di Kabanjahe. Dimana Paroki Kabanjahe sendiri berdiri tanggal 01 Agustus 1948. Artinya Gereja Katolik St. Maria belum ada di tahun 1947. Tentu saja foto ini bukan bertahun 1947.
 

2. Foto ini pertama sekali ditemukan dalam situs flickr.com yang diunggah oleh sebuah akun bernama, Howard Koons, yang bermukim di California USA tanggal 29 Juni 2009. Ia mengatakan dalam kolom komentarnya bahwa photo tersebut diambil tahun 1967 menggunakan kamera laica miliknya, ketika ia berkunjung ke Indonesia.  bahkan ia mengatakan sempat bergaul dengan beberapa orang disana. facebook.com


















11 September, 2012
Sekilas Tanah Karo : Merga Silima

Sekilas Tanah Karo : Merga Silima

Merga Silima, Adat Tutur Karo
Karokab, Artikel.  Dalam kekerabatan Suku Karo atau yang biasa juga disebut Batak Karo dikenal istilah Merga. Marga (merga) dalam masyarakat Karo berfungsi sebagai tanda pengenal kelompok, garis keturunan dan sejarah tempat tinggal. Merga di dapat dari garis keturunan bapak (patrialis).  Di dalam masyarakat Karo terdapat 5 marga induk yang dikenal dengan Merga Silima. Masing masing merga induk ini memiliki sub merga. Merga biasanya digunakan sebagai julukan untuk laki-laki, sementara untuk kaum perempuan dinamakan beru. 
Sesuai dengan hasil Kongres Kebudayaan Karo 1995 di Hotel int Sibayak Berastagi, Merga Silima terdiri dari Karo-Karo, Ginting, Perangin-Angin,Tarigan dan Sembiring. Sub merga dari masing-masin merga induk adalah :
A. Karo-Karo 
1. Karo-karo Barus ada di Barus Jahe
2. Karo-karo Bukit ada di Bukit dan buluh nawar.
3. Karo-karo Jung ada di Kuta Nangka, Kalang, Perbesi dan Batu karang. 4. karo-karo Gurusinga ada di Gurusinga dan Rajaberneh.
5. Karo-karo Kacaribu ada di Kuta Gerat dan Kerapat.
6. Karo-karo Ketaren ada di Raya, Ketaren, Sibolangit dan Pertampilen.
7. Karo-karo Kaban ada di Kaban dan sumbul.
8. Karo-karo Kemit ada di Kutamale.
9. Karo-karo Purba ada di Kabanjahe, Berastagi dan Laucih.
10. Karo-karo Surbakti ada di Surbakti dan Gajah.
11. karo-karo Sinukaban ada di Pernantin, Kabantua, Bt. Merih, Buluh Naman dan Lau Lingga.
12. karo-karo Sinulingga ada di Lingga dan Gunung Merlawan.
13. karo-karo sinubulan ada di Bulanjulu dan bulan jahe.
14. Karo-karo Sinuhaji ada di Aji Siempat.
15. Karo-karo Sekali ada di Seberaya.
16. Karo-karo Sinuraya ada di Bunuraya, Singgamanik dan Kandibata.
17. Karo-karo Samura ada di Samura.
18. Karo-karo Sitepu ada di Naman dan Sukanalu.

B. Ginting 
1. Ginting Ajartamabun ada di Rajamerahe
2. Ginting Babo ada di Gurubenua
3. Ginting Beras ada di Lau Petundal
4. Ginting Jadibata ada di Juhar
5. Ginting Jawak ada di Cingkes (?)
6. Ginting Gurupatih ada di Buluhnaman, Sarimunte, Naga dan Lau Kapur.
7. Ginting Garamata ( di Toba menjadi Simarmata) ada di Raja dan Tongging
8. Ginting Munte ada di Kuta Bangun, Ajinembah, Kubu, Dokan, Tongging, Munte, Raja Tengah
9. Ginting Manik ada di Tongging dan Lingga
10.Ginting Pase (enggo masap /sudah Punah)
11. Ginting Suka ada di Suka, Lingga Julu, Naman dan Berastepu
12. Ginting Sugihen ada di Sugihen, Juhar dan Kuta Gugung.
13. Ginting Sinusinga ada di Singa
14. Ginting Saragih ada di Linggajulu.
15. Ginting Capah ada di Bukit dan Kalang.
16. Ginting Tumangger ada di Kidupen dan Kemkem.

C. Perangin-Angin 
1. Perangin-angin Benjerang ada di Batu karang.
2. Perangin-angin Bangun ada di Batu Karang.
3. Perangin-angin Keliat ada di Mardingding.
4. Perangin-angin Kacinambun ada di Kacinambun.
5. Perangin-angin Laksa ada di Juhar.
6. Perangin-angin Mano ada di Pergendangen.
7. Perangin-angin Namohaji ada di Kuta Buluh.
8. Perangin-angin Pencawan ada di Perbesi.
9. Perangin-angin Perbesi ada di Seberaya.
10. Perangin-angin Penggarun ada di Susuk.
11. Perangin-angin Pinem ada di Sarintonu (Sidikalang).
12. Perangin-angin Sukatendel ada di Sukatendel.
13. Perangin-angin Sebayang ada di Perbesi, Kuala, Gunung dan Kutagerat.
14. Perangin-angin Sinurat ada di Kerenda.
15. Perangin-angin Singarimbun ada di Mardingding, Kutambaru dan Temburun.
16. Perangin-angin Tanjung ada di Penampen dan Berastepu.
17. Perangin-angin Ulunjandi ada di Juhar.
18. Perangin-angin Uwir ada di Singgamanik.

D. Tarigan 
 1. Tarigan Bondong ada di Lingga.
2. Tarigan Jampang ada di Pergendangen
3. Tarigan Gersang ada di Nagasaribu dan Berastepu.
4. Tarigan Gerneng ada di Cingkes.
5. Tarigan Gana-gana ada di Batukarang.
6. Tarigan Pekan ( cabang Tarigan Tambak) ada di Sukanalu.
7. Tarigan Purba ada di Purba.
8. Tarigan Sibero ada di Juhar, Kutaraja, Keriahen, Munte, Tanjung Beringin, Selakkar dan Lingga.
9. Tarigan Silangit ada di Gunung Meriah.
10. Tarigan Tua ada di Pergendangen.
11. Tarigan Tambak ada di Pembayaken dan Sukanalu
12. Tarigan Tegur ada di Suka
13. Tarigan Tambun ada di Rangkut Besi, Binangara dan Sinaman

E. Sembiring [1]  
I. Siman Biang
1. Sembiring Kembaren ada di Samperaya dan Urung Liang Melas.
2. Sembiring Kaloko ada di Pergendangen.
3. Sembiring Sinulaki ada di Silalahi.
4. Sembiring Sinupayung ada di Jumaraya dan Negeri.
II. Simantangken Biang 
1. Sembiring Brahmana ada di Kabanjahe, Perbesi dan Limang.
 2. Sembiring Bunuhaji ada di Sukatepu, Kutatonggal, dan Beganding.
3. Sembiring Busuk ada di Kidupen dan Lau Perimbon.
4. Sembiring Depari ada di Seberaya, Perbesi dan Munte.
5. Sembiring Gurukinayan ada di Gurukinayan.
6. Sembiring Keling ada di Juhar dan Rajatengah.
7. Sembiring Meliala ada di Sarinembah, Munte, Raja Berneh, Kidupen, Kabanjahe, Naman, Berastepu dan B. Nampe.
8. Sembiring Muham ada di Susuk dan Perbesi.
9. Sembiring Pandia ada di Seberaya, Payung dan Beganding.
10. Sembiring Pandebayang ada di Buluhnaman dan Gurusinga.
11. Sembiring Pelawi ada di Ajijahe, Perbaji, Kandibata dan Hamparan Perak.
12. Sembiring Sinukapur ada di Pertumbuken, Sidikalang(?) dan Sarintonu.
13. Sembiring Colia ada di Kubucolia dan Seberaya.
14. Sembiring Tekang ada di Kaban. Semua sub marga tunduk kepada marga induk. Marga Silima merupakan salah satu pilar dari 3 pilar pembentuk Masyarakat Karo, yakni Merga Silima Tutur Siwaluh, Rakut Si Teluras Perkade-kaden 12 + 1.
[1]Marga sembiring terdiri dari 2 kelompok yakni siman biang, kelompok ini berasal dari Negeri Pagaruyung Sumatera Bagian Tengah, dan diantara mereka tidak dibenarkan kawin dengan sub marga sembiring lainnya. Sementara Sembiring Simantangken Biang, dibenarkan kawin dengan sub marga sembiring lainnya. Kelompok ini diduga kuat berasal dari India. Menurut cerita lisan masyarakat Karo, Kelompok sembiring ini merupakan pengaruh zaman Hindu di Karo. Kelompok ini merupakan kelompok Brahman. Dahulu aturan tersebut dibuat agar garis keturunan kelompok ini tetap terjaga kemurniannya.
10 September, 2012
Sekilas  Tanah Karo: Sosial Budaya Masyarakat Karo

Sekilas Tanah Karo: Sosial Budaya Masyarakat Karo

Gunung Barus
Karokab, Artikel. Cikal bakal terbentuknya kuta atau desa di Tanah Karo, diawali dengan pembentukan Barung (reba-reba). Barung ini dihuni oleh 2-3 keluarga. Akibat pertambahan penduduk barung ini berubah status menjadi kesain. Kesain sering disebut juga sebagai kuta anak. Pemimpin kesain disebut juga sebagai pengulu yang diangkat dari bangsa taneh atau pendiri Kesain dan memiliki pemerintahan sendiri. Konfederasi dari beberapa kesain disebut dengan kuta. Seperti kesain, kuta ini memiliki pemerintahan sendiri, yang diangkat dari penduduk Bangsa Taneh. [1]

Hubungan Kekerabatan seseorang didapat dari marga yang dipakai. Marga (merga) dalam masyarakat Karo berfungsi sebagai tanda pengenal kelompok, garis keturunan dan sejarah tempat tinggal. Masyarakat Karo memiliki 5 marga yang disebut dengan "Merga Silima" , yakni Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Perangin-Angin dan Sembiring yang masing-masing memiliki sub marga sendiri. Masing-masing sub marga tunduk pada marga induknya dan tidak diperboleh kan melakukan perkawinan. Sebuah pengecualian pada sub marga tertentu pada marga induk Sembiring dan Perangin angin. 

Masyarakat Karo tunduk pada hukum Merga Silima, Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan perkade-kaden sepulu dua tambah sada (12+ 1). Sistem pemerintahan diakui berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong. Pengambilan keputusan didasarkan pada Runggu (musyawarah mufakat). Kepemimpinan Penghulu (pengulu) didampingi oleh biak senina yaitu suku semarga namun berbeda sub marga,di dampingi oleh  Anak Beru dan disaksikan oleh Kalimbubu. Demikianlah kepemimpinan masyarakat Karo dilaksanakan oleh tritunggal tersebut.

Masyarakat Karo tinggal dalam rumah besar yang disebut dengan Rumah Tanduk yang terdiri dari delapan keluarga, dan biasa juga disebut sebagai Rumah Siwaluh Jabu. Disetiap kuta (desa) terdapat Jambur yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, lumbung padi,  sarana komunikasi dan pos penjagaan.  Setiap anak muda diwajibkan tidur di Jambur. Pendatang yang tidak dikenal tidak dibenarkan tidur di rumah tanduk, namun pendatang tersebut diperbolehkan tidur di Jambur.

[1]3 Golongan masyarakat Karo.
1. Bangsa Taneh (Simantek Kuta) adalah golongan pendiri kuta/desa
2. Bangsa Rakyat (Sitandang) adalah golongan pendatang. Bangsa Rayat memiliki hak pinjam atau hak sewa atas tanah, namun tidak bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.
3. Bangsa Ginemgem adalah golongan budak, mereka adalah tawanan perang, tergadai dalam perjudian. Golongan ini tidak memiliki hak atas tanah.
04 September, 2012
Berastagi Tempo Doeloe

Berastagi Tempo Doeloe

Tanah Karo/ Berastagi Tempo Doeloe


Seputaran Bioskop Ria Berastagi tahun 1967
Sumber : flickr.com




Seputaran Tugu Perjuangan Berastagi 1970-1971

Sumber : facebook

Peceren 1910-1915
Sumber : wikimedia




Back To Top